Kekerasan Kolektif

  1. Pengertian Kekerasan

Secara umum, menurut Kadish kekerasan menunjuk pada semua tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang baik berupa ancaman saja maupun sudah merupakan suatu tindakan nyata yang mengakibatkan kerusakan terhadap harta benda, fisik atau mengakibatkan kematian pada seseorang. Konflik kekerasan selain dilakukan secara individual dapat juga dilakukan secara kolektif, kekerasan kolektif dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu; kekerasan kolektif primitif, kekerasan kolektif reaksioner, dan kekerasan kolektif modern. (Ronny Nitibaskara, 2001: p. 76) 

  1. Kekerasan Kolektif Primitif

Kekerasan kolektif primitif pada umumnya bersifat non politis ruang lingkupnya terbatas pada suatu komunitas lokal misalnya; pengeroyokan dalam bentuk pemukulan atau penganiayaan terhadap penco- pet yang tertangkap tangan. Peristiwa pengeroyokan dalam pembantaian terhadap dukun teluh, leyak, atau praktek perdukunan di berbagai daerah lainnya di Indonesia, termasuk kategori ini. Kasus pembunuhan terhadap dukun santet di Banyuwangi dan Ciamis, juga tawuran di kalangan siswa antar sekolah. Termasuk pula vandalisme kerusuhan sepak bola, nampaknya juga termasuk kategori kekerasan kolektif primitif. 

  1. Kekerasan Kolektif Reaksioner

Sementara yang dimaksud dengan kategori kekerasan kolektif reaksioner umumnya nmerupakan reaksi terhadap penguasa. Pelaku dan pendukungnya tidak semata-mata berasal dari suatu komunitas lokal, melainkan siapa saja yang merasa berkepentingan dengan tujuan kolektif yang menentang suatu kebijakan atau sistem yang dianggap tidak adil dan jujur. Dala kategori ini termasuk kasus angkot atau bis di berbagat daerah yang mogok (didukung oleh mahasiswa) disulut oleh adanya kenaikan retribusi dua kali lipat dari Rn 3000 menjadi Rp. 6000, kasus lahan pertanahan dipelabuhan Sape di Bima, blang Padang disumatra Utara, kasus perkebunan kelapa sawit di Jambi dan kasus sampang di Madura antara sunni dengan umat islam lainya yang menyulut kekerasan Kolektif. (Kompas, September 2010: p. 5)


  1. Kekerasan Kolektif Modern


Kekerasan kolektif modern merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomis dan politis dari suatu organisasi yang tersusun dan terorganisir dengan baik, contoh: terorisme yang di tembak di Temanggung Jawa Tengah (Tahun 2009), dan Pamulang (Tahun 2010, pe- nembakan 4 orang tahana di LP Cebongan Yogjakarta tanggal 3 April tahun 2013. (Republika, April 2013: p. 12)

Konflik kekerasan yang terjadi awal tahun 2012 di Mesuji lampung, dan Ternate konlfik antar TNI dan Polri yang menewaskan seorang anggota TNI dari kesatuan Kostrat, serta konflik yang terjadi di Jakarta antar geng motor yang menewaskan anggota TNI dari kesatuan Marinir yang dilakukan oleh salah seorang anak perwira tinggi Mabes Polri. Peristiwa terorisme yang terdapat di berbagai daerah Solo, dan Jakarta daerah Tambora dan Beji Depok yang merupakan ke- kerasan kolektif moderen yang lebih diutamakan adanya politisasi. Paling banyak memakan korban harta, jiwa

DAFTAR PUSTAKA
-Alfitra, Konflik Sosial Dalam Masyarakat Modern (Ponorogo:Wade Group)